AdpER'09

AdpER'09
Museum mpu TantuLaR

Senin, 21 November 2011

PENCITRAAN






ULASAN 1
Menurut saya, hal ini dapat menjadi suatu evaluasi dalam sistem pendidikan khususnya di daerah Jawa Timur. Dengan jumlah 4.385 dari total 11.850 guru atau jika dipersentase yaitu 37% memperlihatkan bahwa mutu guru untuk daerah Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Bojonegoro dan Tuban tak memenuhi kualifikasi.  Nilai yang dihasilkan tidak memenuhi standar, dari jumlah yang ujian ulang tidak semua dinyatakan lulus sebab nilai akhir mereka tidak memenuhi standar kelulusan.
Dengan menggunakan system yang lebih objektif yaitu adanya tes akademik dan tes kemampuan mengajar maka output yang dihasilkan akan lebih maksimal serta evaluasi yang diberikan untuk system pendidikan guru akan lebih tepat.
Kemungkinan 37% guru yang yang tidak lolos tersebut berasal dari guru yang sudah berumur atau yang lebih senior. Hal ini dikarenakan umumnya guru yang senior kurang dapat serius dalam menyiapkan diri menghadapi ujian dikarenakan factor usia untuk belajar hal yang baru.
Pencitraan yang terjadi terhadap guru pada masyarakat sebelumnya belum baik secara social, ekonomi dan karier. Adanya berita ini malah membuat nama guru di mata masyarakat menjadi semakin turun. Guru yang di harapkan memiliki ilmu pengajaran yang mumpuni ternyata masih ada yang belum memenuhi standar sebagai seorang guru. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya terus memberikan pelatihan-pelatihan secara berkelanjutan agar citra guru di masyarakat dapat menjadi lebih baik.














ULASAN 2
Pada berita ini terjadi aktivitas humas yang baik  antara Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH dengan siswa-siswi SMKN 1 Surabaya. Hal ini terlihat ketika Bambang DH melakukan kegiatan kampanye untuk sekolah bebas narkoba. Komunikasi yang terjadi menjadi komunikasi timbal balik (two way communications) karena  Bambang DH sebelum memberi materi memberikan foto-foto siswa sedang berpacaran yang melewati batas kewajaran. Hal ini untuk mendorong rasa ketertarikan siswa-siswi terhadap materi yang disampaikan agar dapat lebih mudah diterima, diserap dan dimengerti oleh siswa-siswi SMKN 1 Surabaya. Beliau menjelaskan lagi bahwa remaja atau ABG cenderung memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi, mudah meniru, mencoba termasuk ke penggunaan narkoba.
Adanya kegiatan ini kampanye bebas narkoba dapat meningkatkan citra pemerintah kota Surabaya menjadi lebih peduli terhadap generasi muda. Selain itu dengan kampanye tersebut dapat meingatkan para remaja tersebut akan pentingnya menjaga diri sendiri terhadap bahaya narkoba.






ULASAN 3
            Siswa-siswi SMKN 1 Surabaya membuktikan bahwa mereka dapat berkarya dan hasil karya mereka tersebut dapat memberikan hasil yang positif karena banyak warga yang mau menggunakan produk-produk atau jasa-jasa mereka. Semangat untuk berwirausaha siswa-siswi SMKN 1 Surabaya patut di acungi jempol karena berkat kegigihan, kerja keras, kreatifitas, inovatif  dan semangat pantang mundur mereka kini dapat menikmati hasilnya.
            Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya kemudian menarik minat terhadap usaha-usaha mereka yang kemudian mengucurkan bantuan pengembangan usaha rata-rata Rp 15 juta per bidang usaha. Program ini awalnya berjalan sejak awal 2010 dan sekarang sudah terlihat hasil kerja keras mereka dengan di terimanya usaha-usaha mereka oleh masyarakat di sekitar kawasan SMKN 1 Surabaya. Usaha-usaha yang dilakukan siswa-siswi tersebut adalah di bidang percetakan, muk hias, pin, banner, desain kaus, foto broadcast, dan video shooting pernikahan sampai jasa laundry.
Awal pemasaran usaha-usaha tersebut yaitu dengan menawari setiap teman dan guru-guru mereka. Kemudian usaha-usaha tersebut dikenal oleh internal sekolah.Dengan berkembang sampai ke warga sekitar sekolah.
Para siswa tersebut sudah melakukan kegiatan humas yaitu dengan melakukan pemasaran yang awalnya hanya untuk internal dan kemudian berkembang sampai diketahui warga sekitar sekolah. Hal positif ini juga meningkatkan citra sekolah oleh masyarakat yang menganggap bahwa sekolah mampu memfasilitasi potensi-potensi yang dimiliki siswa-siswinya. Hasilnya masyarakat menjadi percaya dan tidak ragu untuk menitipkan anaknya untuk bersekolah di tempat tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar